TermasukKerajaan Sriwijaya yang telah cukup lama berkuasa di saat itu. Pinhome - Dari peninggalan kerajaan ini, dapatlah dipastikan bahwa agama dan kebudayaan Hindu sangat berpengaruh. Akan tetapi, penerimaan pengaruh Hindu di Indonesia disesuaikan dengan kepribadian bangsa Indonesia. Faktor kekuatan kepribadian ini akan dibuktikan pula Kerajaansriwijaya mulai melancarkan serangan dari raja rajendracola dari colamandala pada 1017 dan 1025. Peta daerah pengaruh kekuasaan kerajaan sriwijaya jawaban sejarah indonesia uji kompetensi hal 86 kelas 10 kurikulum 2013 demikianlah artikel mengenai jawaban sejarah indonesia uji kompetensi hal 86 kelas 10 kurikulum 2013 kali ini mudah mudahan bisa membantu anda dan memberi manfaat untuk PetaKonsep Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya Sriwijaya (atau juga disebut Srivijaya; Thai: ศรีวิชัย atau "Ṣ̄ rī wichạy") adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara Letak Kerajaan dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan Nah berikut adalah fakta menarik seputar sejarah Sriwijaya sebagai kerajaan maritim Nusantara, disimak, ya! 1. Menguasai jalur perdagangan penting. Sriwijaya berhasil menguasai lintas perdagangan dan pelayaran dari kerajaan-kerajaan Barat ke Tiongkok dan sebaliknya. Selain itu, karena pengaruh maritim Sriwijaya yang sangat luas, maka tidaklah Vay Nhanh Fast Money. Kerajaan Sriwijaya - Srivijaya atau sering disebut Kerajaan Sriwijaya adalah satu dari kerajaan maritim di Pulau Sumatera. Karena merupakan kerajaan maritim, sebagian besar rakyat Kerajaan Sriwijaya hidup dari perdagangan dan pelayaran. Kerajaan Sriwijaya pernah menguasai perairan barat Nusantara terutama Selat Malaka. Kerajaan Sriwijaya memiliki hubungan perdagangan dengan Tiongkok, India, Persia, dan Arab. Oleh karena itu, banyak catatan sejarah yang membahas Kerajaan Sriwijaya berasal dari bangsa atau negara tersebut. Dalam Bahasa Sansekerta, sri berarti bercahaya atau gemilang, sedangkan wijaya memiliki arti kemenangan atau kejayaan. Sehingga secara etimologi, Sriwijaya berarti kemenangan yang gemilang. Kerajaan Sriwijaya memiliki peradaban dan wilayah kekuasaan yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara, India, Thailand dan Malaysia. 1 Kerajaan Sriwijaya menjadi ikon kebesaran Sumatera dan kerajaan besar Nusantara di Jawa Timur selain Majapahit. Pada abad ke-20, kedua kerajaan tersebut menjadi rujukan kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelum kolonialisme Belanda.2 Baca Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif, Budayawan Betawi Ridwan Saidi Terancam Dipolisikan Baca Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya Infografis atau peta jangakauan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-8 Masehi. Panah merah menunjukkan rangkaian ekspedisi dan penaklukan Kerajaan Sriwijaya melalui diplomasi dan pertempuran militer. Kartapranata Lokasi Arkeolog dan sejarawan asal Perancis, George Coedes menemukan berbagai nama Kerajaan Sriwijaya dalam beberapa catatan perjalanan pedagang Tiongkok. Misalnya Sribhoja, San Fo Qi, Javadeh atau Yavadesh, Zabaj, bahkan Bangsa Khmer menyebut Kerajaan Sriwijaya sebagai Malayu. Kerajaan Sriwijaya memiliki daerah kekuasaan membentang dari Nusantara seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, hingga Thailand, Kamboja, dan Semenanjung Malaya. Lokasi Kerajaan Sriwijayai hampir sebagian besar dihubungkan dengan Palembang, Sumatra Selatan. Berdasarkan prasasti maupun sisa permukiman dari Kota Kapur, Talang Tuo, Karang Berahi, Telagabatu, Kedukan Bukit, Boom Baru, Bungkuk, Kambang Purun, mengungkap lokasi Kerajaan Sriwijaya berada di wilayah Palembang termasuk Palas Pasemah di daerah Lampung. Sedangkan menurut Kitab Sejarah Dinasti Song buku 489 960- 1279 Masehi menyebutkan “Raja San-bo-tsai San Fo Qi atau Kerajaan Sriwijaya bertempat tinggal di Chan-pi Jambi, dan di negeri ini banyak nama orang yang dimulai dengan sebutan Pu’.” Pemindahan lokasi Kerajaan Sriwijaya ke Jambi diperkirakan disebabkan oleh serangan Kerajaan Cholamandala, yang dikisahkan pada Prasasti Tanjore 1031. Prasasti tersebut menuliskan tentang Kerajaan Sriwijaya diserang di mana Palembang dihancurkan dan para raja di tangkap serta seluruh sumber kemakmuran dicuri. Meskipun raja bertempat tinggal di Jambi, daerah Palembang masih berada di bawah pengawasan Kerajaan Sriwijaya. Sebuah berita Tionghoa Yingyai Shenglan dari 1416 M menyebutkan, Chiu-kang nama kuno Kerajaan Sriwijaya berada di bawah kekuasaan Chao-wa Jawa. Pada masa tersebut, Kerajaan Sriwijaya melemah dan daerah Palembang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Meskipun lemah, Kerajaan Sriwijaya tetap memiliki hubungan kerjasama dengan kerajaan-kerajaan di Tiongkok. Oleh karena itu, Kerajaan Majapahit marah dan pada 1377 Kerajaan Sriwijaya dihancurkan tanpa sisa. 1 Raja Berikut para raja terkenal dan membuat Kerajaan Sriwijaya mencapai masa kejayaan Raja Daputra Hyang atau Sri Jayanasa 671 Raja Daputra Hyang membuat Kerajaan Sriwijaya melebarkan kekuasaan hingga daerah Jambi. Kisah mengenai Raja Daputra Hyang ditemukan pada Prasasti Kedukan Bukit. Raja Dharmasetu Pada masa kekuasaan Raja Dharmasetu, Kerajaan Sriwijaya telah meluas hingga Semenanjung Malaya. Hal tersebut membuat Kerajaan Sriwijaya membangun pangkalan di wilayah Ligor. Selain itu, Raja Dharmasetu juga membuat Kerajaan Sriwijaya berhasil menjalin hubungan kerjasama dengan Tiongkok dan India. Raja Balaputra Dewa 860 Raja Balaputra Dewa adalah raja yang menjabat pada abad ke-9 dan mampu membuat Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan terbesar di Nusantara. Kisah dari Raja Balaputra Dewa berasal dari Prasasti Nalanda. Pada masa pemerintahan Raja Balaputra Dewa, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha terbesar di Asia Tenggara. Berkat Raja Balaputra Dewa, Kerajaan Sriwijaya mampu bekerjasama dengan beberapa kerajaan India seperti Kerajaan Cola dan Nalanda. Balaputra Dewa merupakan putra dari Raja Samaratungga dan Dewi Tara dari Dinasti Syailendra, Kerajaan Sriwijaya. Raja Sri Sudamaniwarmadewa 1044 Pada masa pemerintahan Raja Sri Sudamaniwarmadewa, Kerajaan Sriwijaya mendapatkan serangan dari Raja Darmawangsa dari Jawa Timur. Raja Sanggrama Wijayattunggawarman Pada masa kekuasaan Raja Sanggrama Wijayattunggawarman, ternyata Kerajaan Sriwijaya mendapat serangan dari Kerajaan Cholamandala yang dipimpin oleh Raja Rajendra Chola. Tidak seperti serangan yang terjadi pada masa Raja Sri Sudamaniwarmadewa, Kerajaan Sriwijaya tidak mampu mengalahkan serangan dari Kerajaan Cholamandala. 3 Sosial Budaya Agama Buddha berkembang di Kerajaan Sriwijaya misalnya terdapat ajaran Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana. Oleh karena itu, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pengajaran agama Buddha dan menarik peziarah maupun cendekiawan dari negara-negara di Asia. Cendekiawan tersebut misalnya pendeta Tiongkok, I Tsing, dan cendekiawan asal Benggala benama Atisha. Kerajaan Sriwijaya telah menggunkan koin emas dan perak sebagai alat tukar. Karena menguasai Kepulauan Melayu pada abad 7-9 M, rakyat Kerajaan Sriwijaya juga telah menggunakan bahasa dan kebudayaan Melayu. Sebagai pusat perdagangan Asia Tenggara, Kerajaan Sriwijaya juga bekerja sama dengan para pedagang Timur Tengah. Bahkan Raja Sri Indrawarman memeluk agama Islam pada tahun 718 karena banyak bangsa Arab yang datang ke Kerajaan Sriwijaya. Hal tersebut menjadi cikal bakal berdirinya beberapa Kerajaan Islam di wilayah Sumatera setelah runtuhnya Kerajaan Sriwijaya. Perkembangan agama Islam di Kerajaan Sriwijaya tercatat dalam surat yang dikirimkan para raja ke khalifah Islam di Suriah, Umar bin Abdul Aziz pada 717- 720 M. 3 Harta karun Kerajaan Sriwijaya berupa cincin emas bermotif bunga ditemukan warga di Situs Talang Petai Simpang Tiga, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan Humas OKI Perdagangan Kerajaan Sriwijaya menguasai dan mengendalikan jalur perdagangan antara India dan Tiongkok dengan menguasai Selat Sunda dan Selat Malaka. Bangsa Arab mencatat bahwa Kerajaan Sriwijaya memiliki berbagai macam komoditi seperti emas, timah, gading, pala, cengkeh, kapulaga, kapur barus, dan kayu gaharu. Kekayaan yang dimiliki tersebut membuat Kerajaan Sriwijaya mendapatkan pengikut setia di wilayah Asia Tenggara.3 Politik Kerajaan Sriwijaya memperkuat kekuasaan wilayah di Asia Tenggara dengan melakukan hubungan diplomasi dengan kekaisaran Tiongkok. Bahkan Kerajaan Sriwijaya dapat menguasai Kerajaan Khmer sejak pertama kali kerajaan tersebut berdiri. Sehingga tidak mengherankan jika bentuk Pagoda Borom terpengaruh dengan gaya arsitektur Kerajaan Sriwijaya. Phra Borom atau Pagoda Borom di Thailand yang memiliki gaya arsitektur yang mirip dengan Kerajaan Sriwijaya Selain itu, Kerajaan Sriwijaya juga memiliki hubungan baik dengan Dinasti Cholamandala di Selat India. Hubungan antara Kerajaan Sriwijaya dengan dinasti tersebut tercatat dalam sebuah prasasti Leiden di mana telah didirikan Vihara Culamanivarmma. Namun, ketika Rajendra Chola I naik tahta, hubungan antara Cholamandala dengan Kerajaan Sriwijaya menjadi buruk pada masa pemerintahan Balaputra Dewa. Hubungan tersebut membaik pada masa pemerintahan Kulothunga Chola I, namun pada masa tersebut Kerajaan Sriwijaya dianggap sebagai bagian dari Dinasti Chola. 3TRIBUNNEWSWIKI/Magi Hai, Quipperian! Kamu pasti sudah pernah mendengar nama kerajaan terkenal satu ini. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan bercorak Buddha yang berdiri pada abad ke-7 Masehi. Bahkan, pada masanya, Kerajaan ini menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara dan Asia Timur. Yuk, temukan informasi lebih dalam tentang kerajaan ini. Sebesar apa ya pengaruh kerajaan ini di masa lalu? Let’s check this out! Letak Kerajaan Sriwijaya Source Ada argumen tentang letak kerajaan. Pertama, diduga kerajaan ini terletak di Palembang. Ada pula yang menyebutkan bahwa kerajaan ini terletak di Jambi. Bisa jadi, karena corak kerajaan berupa kerajaan maritim, maka kerajaannya pun memiliki pusat kekuasaan yang berpindah-pindah. Akhirnya, lebih banyak diyakini bahwa lokasi Kerajaan Sriwijaya diperkirakan terletak di sekitar muara Sungai Musi, Sumatra Selatan. Lokasi ini sangat strategis, lho, karena merupakan daerah lintasan pelayaran serta perdagangan Asia Timur dan Asia Selatan. Letaknya ini membuat perdagangan berlangsung dengan ramai, hingga akhirnya menjadi kerajaan maritim terbesar di Nusantara dengan menguasai Selat Malaka dan Selat Sunda. Tokoh Berpengaruh di Kerajaan Sriwijaya Source Meskipun terletak di Sumatra, kerajaan ini berhubungan erat dengan Jawa karena relasi raja-raja yang berkuasa. Pendiri Kerajaan Sriwijaya adalah Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Awalnya, sang raja sedang melakukan perjalanan suci yang disebut siddhayatra menggunakan perahu dengan membawa pasukan sebanyak hingga orang. Pada masa kepemimpinannya, ia berhasil mengembangkan kerajaan dari Sumatra hingga ke Semenanjung Malaysia. Pusat kekuasaan Kerajaan Sriwijaya sempat berpindah ke Mataram, Jawa Tengah, pada kekuasaan Raja Dharanindra. Lalu, terdapat Raja Samaratungga, yang belum diketahui secara pasti apakah ia merupakan anak atau cucu dari Dharanindra. Raja Samaratungga tidak menyukai perang dan berfokus pada pemerintahan kerajaan. Pembangunan Candi Borobudur diselesaikan oleh Raja Samaratungga, lho! Pada masa kepemimpinan raja kesepuluh, Raja Balaputradewa, kerajaan ini berhasil meraih kejayaannya. Ia membawa kerajaan meninggalkan hubungan dengan Jawa dan lebih memilih berfokus pada perdagangan di Melayu. Kita mengetahui bahwa kerajaan ini telah melaksanakan perdagangan internasional. Nah, dalam perdagangan tersebut, rakyat sudah mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa perdagangan saat itu, yakni bahasa Melayu Kuno. Kehidupan di Era Kerajaan Sriwijaya Source Kita mengetahui bahwa Kerajaan Sriwijaya menguasai dua selat di Nusantara. Nah, kerajaan ini juga mampu menciptakan kapal-kapal canggih pada masa itu hingga dapat menguasai perdagangan rempah-rempah dunia selama setengah abad, Quipperian. Dengan status internasionalnya, enggak heran, ada banyak sekali negara yang berhubungan dengan kerajaan ini, misalnya China, India, Burma, Kamboja, Persia, Arab, dan Afrika. Wah, keren ya! Yang pasti, kegiatan pelayaran dan perdagangan ini dijaga dengan ketat oleh kerajaan dengan menyusun angkatan laut kerajaan. Dalam rangka memperluas wilayahnya, kerjaan ini melancarkan serangan pada kerajaan-kerajaan lain, di antaranya Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Kalingga Holing. Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran karena serangan dari kerajaan lain, seperti Kerajaan Dharmawangsa, Kerajaan Colamandala, Kerajaan Melayu, dan Kerajaan Singosari. Kerajaan-kerajaan kecil yang awalnya ada di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya juga mulai melepaskan diri, pun ditinggalkan oleh para pedagang. Puncaknya, di hancurkan oleh serangan dari Kerajaan Majapahit di tahun 1337. Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Dengan luas wilayah kerajaan yang tidak main-main, tidak heran peninggalan Kerajaan Sriwijaya pun tersebar sangat luas. Berikut beberapa peninggalan dari kerajaan ini 1. Prasasti Telaga Batu Source Prasasti ini berisikan dengan kutukan-kutukan bagi mereka yang menolak melakukan perintah dari raja, pengkhianat, hingga mata-mata dari kerajaan lain. 2. Prasasti Kedukan Bukit Prasasti ini memiliki informasi tentang Raja Dapunta Hyang. 3. Prasasti Ligor Source Prasasti yang ditemukan di Thailand ini memiliki informasi tentang kekuasaan Kerajaan Sriwijaya di Ligor. 4. Prasasti Nalanda Prasasti yang ditemukan di India ini mencatat nama Raja Balaputradewa sebagai raja yang mendukung kegiatan pembelajaran agama Buddha di India. 5. Candi Muara Takus Source Candi yang dibangun oleh Raja Sri Culamaniwarman ini ialah sebagai bentuk hadiah dan kesetiaan pada Kekaisaran China yang dianggap sebagai pelindung Kerajaan Sriwijaya. Gimana, Quipperian? Apakah kamu masih punya pertanyaan yang belum terjawab tentang kerajaan ini? Temukan informasi lengkapnya di Quipper Video, ya. Kamu bisa belajar bareng pengajar profesional dengan rangkuman lengkap, video penjelasan, dan ribuan contoh soal! [spoiler title=SUMBER] Penulis Evita Jakarta - Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Budha yang berdiri sekitar abad ke-7 M. Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya di masa kejayaan membentang dari Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, hingga Filipina, sebelum runtuh pada abad 13-14 M. Apa penyebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya?Kerajaan Sriwijaya berdiri dengan raja pertama Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada abad 9-10 M di bawah kepemimpinan Balaputradewa hingga Sri Marawijaya, seperti dikutip dari Sejarah 8 Kerajaan Terbesar di Indonesia oleh Situ Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM masa kejayaannya, Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan laut di Asia Tenggara. Tidak heran, wilayah kekuasaannya menjangkau area di luar Indonesia saat Sriwijaya pada masa kejayaan juga menguasai Selat Malaka yang merupakan jalur utama perdagangan antara India dan China. Maharaja Sriwijaya mendapat kekayaan dari barus, cengkih, cendana, pala, dan gajah. Kapal pengawal pedagang menjaga wilayah perdagangan dari orang yang singgah tanpa itu, secara kebudayaan, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pembelajaran Budha. Hal ini disebabkan karena wilayah kerajaan menjadi tempat perteuan pendeta India dan China yang berlayar. Sejumlah pendeta Budha kelak menjadi salah satu sumber sejarah keberadaan Kerajaan Sriwijaya, di antaranya yaitu I-Tsing, Sakyakirti, Dharmakirti, dan dengan JawaKendati makmur, raja-raja setelah generasi Sri Marawijaya disibukkan oleh peperangan dengan Jawa pada tahun 922 M dan 1016 Bea Masuk PelabuhanBea masuk ke pelabuhan dan kondisi politik di Asia Barat dan Asia Tengah mengakibatkan lesunya pelayaran di wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Bea masuk pelabuhan merupakan sumber perekonomian penting bagi Kerajaan Sriwijaya di Sumatra, seperti dikutip dari Sejarah Islam Indonesia I oleh Prof. Dr. Ahwan Mukarrom, Kerajaan CholamandalaKerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran ketika diserang Raja Rajendra Chola, penguasa Kerajaan Cholamandala, India. Penyerangan Cholamandala ke Sriwijaya terjadi dua kali pada tahun 1007 dan 1023 M, disusul penawanan raja Sri Mahadewa Adi Seta dalam Mengenal Kerajaan-Kerajaan Besar Nusantara, penyerangan Cholamandala terhadap armada Kerajaan Sriwijaya disebabkan persaingan bidang perdagangan dan Wilayah KekuasaanPenyerangan oleh Kerajaan Cholamandala tersebut membuat Kerajaan Sriwijaya lemah dan banyak daerahnya melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan. Sejumlah kekuatan di wilayah Kerajaan Sriwijaya pun mulai berani berekspansi ke luar nusantara, seperti Jambi yang mengirim utusan sendiri ke China pada SingasariEkspedisi Pamalayu dari Singasari, Jawa Timur terjadi pada 1275 M. Ekspedisi ini merupakan siasat untuk melemahkan kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya atas Selat Malaka dan daerah jajahannya. Di samping itu, ekspedisi ini merupakan alat Kerajaan Singasari untuk meluaskan wilayah kekuasaan ke China ke Asia TenggaraEkspansi China ke Asia Tenggara pada masa Kubilai Khan dari Mongol diteruskan oleh dinasti Ming. Ekspansi ini melemahkan kekuatan Kerajaan Sriwijaya yang semula berkuasa hingga Pengaruh IslamMenguatnya koloni muslim di daerah-daerah jajahan Kerajaan Sriwijaya membuat pengaruh kerajaan ini secara perdagangan dan budaya menurun. Salah satu daerah yang kuat terpengaruh kedatangan Islam, yaitu di Aceh separatisme darah-daerah jajahan Sriwijaya oleh koloni muslim kelak memicu kemunculan kerajaan-kerajaan kecil bercorak Islam. Contohnya, yakni berpisahnya Kerajaan Samudera Pasai di pesisir Timur Aceh hingga kelak menjadi kerajaan Islam pertama di Kerajaan Sriwijaya karena faktor-faktor di atas memudahkan penyerangan Kerajaan Majapahit pada kerajaan bercorak Budha tersebut. Nah, itu dia penyebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya. Selamat belajar, detikers! Simak Video "Momen Dalai Lama Minta Bocah Isap Lidahnya, Berujung Minta Maaf" [GambasVideo 20detik] twu/pay Ilustrasi kerajaan Sriwijaya PexelsSebelum mengalami keruntuhan, dampak kemunduran kerajaan Sriwijaya cukup terasa bagi geo politik Nusantara di era kerajaan Hindu Budha saat situs prasasti Kedukan Bukit yang dapat dijuluki sebagai prasasti Proklamasi Kerajaan Sriwijaya menjadi tonggak pertama berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya resmi ditegakkan oleh Dapunta Hyang pada tanggal 16 Juni 682 Dampak Kemunduran Kerajaan SriwijayaKerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara. Namun, pada abad ke-11 Masehi, kerajaan ini mengalami kemunduran. Ini dia berbagai dampak kemunduran kerajaan Sriwijaya bagi geo politik Nusantara1. Perubahan Peta PolitikKemunduran kerajaan Sriwijaya berdampak pada perubahan peta politik di Nusantara. Dengan hilangnya pengaruh Sriwijaya, kerajaan-kerajaan lainnya mulai bersaing untuk menguasai wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh ini memicu konflik dan persaingan antar kerajaan yang ada di Nusantara pada saat Hilangnya Pusat KebudayaanSriwijaya dikenal sebagai pusat kebudayaan dan pendidikan pada masa lampau. Dengan kemunduran Sriwijaya, hilangnya pusat kebudayaan ini berdampak pada hilangnya arus kebudayaan dan pengetahuan di ini berdampak pada kehilangan identitas budaya dan kebudayaan yang menjadi ciri khas Hilangnya Pusat PerdaganganSriwijaya dikenal sebagai pusat perdagangan di Nusantara pada masa lampau. Dengan kemunduran Sriwijaya, hilangnya pusat perdagangan ini berdampak pada hilangnya jaringan perdagangan di ini berdampak pada menurunnya pendapatan dan pertumbuhan ekonomi di Rentannya Nusantara terhadap Serangan AsingKerajaan Sriwijaya dikenal memiliki kekuatan militer yang kuat pada masa lampau, sehingga melindungi Nusantara dari serangan kemunduran Sriwijaya, rentannya Nusantara terhadap serangan asing menjadi Berubahnya Dinamika Kekuasaan di NusantaraKemunduran kerajaan Sriwijaya berdampak pada perubahan dinamika kekuasaan di Nusantara. Sebelumnya, Sriwijaya merupakan kerajaan yang kuat dan mempengaruhi kebijakan dan keputusan politik di dengan kemunduran Sriwijaya, kekuasaan berpindah kepada kerajaan-kerajaan lainnya di Nusantara. Hal ini membuat dinamika kekuasaan di Nusantara menjadi lebih beragam dan keseluruhan, dampak kemunduran kerajaan Sriwijaya cukup terasa bagi geo politik Nusantara pada masa lampau. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda mengenai sejarah kerajaan besar Nusantara yang pernah ada.

peta pengaruh kekuasaan kerajaan sriwijaya